Sunday, March 8, 2020

SYEKH MUZAKKI BUJUK BATUKOLONG





Kampung Batokolong tidak bisa lepas dari nama Kiai Muzakki. Kampung yang terletak di desa Sen-asen, kecamatan Konang, Bangkalan, merupakan tempat khalwat salah satu ulama besar Madura Barat di masanya itu.
“Kiai Muzakki ini adalah seorang yang sepanjang hidupnya selalu berkholwat. Beliau berasal dari Tamba’ Agung Sukolilo, Labang. Batukolong merupakan tempat sewaktu-waktu beliau mengasingkan diri dari hiruk-pikuk dunia,” kata Ustadz Muhsin, salah satu keturunan dari Kiai Muzakki, beberapa waktu lalu.
Menurut riwayat turun-temurun, Kiai Muzakki memiliki kendaraan berupa ular besar. Ular itulah yang membawanya pulang pergi Tamba’ Agung-Batokolong, lewat bawah tanah. Bahkan menurut Ustadz Muhsin, di sekitar tempat kholwatnya di Batokolong, masih ada tanda berupa lubang besar dan batu bekas kaki Kiai Muzakki. Karena seringnya berkhalwat di kampung itu Kiai Muzakki dikenal dengan sebutan Kiai Batokolong.
Muhsin menambahkan, banyak sekali cerita luar biasa (khariqul adah) tentang Kiai Muzakki yang masih sering disampaikan dalam setiap peringatan haul beliau dan sesepuh Batokolong. Kisah yang menunjukkan karomahnya sebagai insan yang dekat dengan Sang Kuasa.
“Ya, memang banyak kisah karomah Kiai Batokolong yang diriwayatkan secara turun-temurun dan masyhur di antara keturunan dan masyarakat daerah sini,” ungkap Muhsin.
Pernah di suatu saat, menurut kisah Muhsin yang disebutnya bersumber pada Ustadz Tolhah Sirajuddin, salah satu familinya, Kiai Muzakki membangun mushalla. Namun ia sedang tidak mempunyai makanan apapun yang bisa diberikan kepada para pekerja. Kemudian saat itu Kiai Muzakki mengambil sebuah batu hitam.
“Batu hitam itu kemudian dipecahkan beliau dihadapan banyak orang kala itu. Dan dengan izin Allah, setiap pecahan batu hitam itu berubah  menjadi makanan yang lezat. Sehingga bisa disuguhkan kepada para pekerja,” kata Muhsin.
Di suatu hari lainnya, Kiai Muzakki mencoba salah satu putranya yang dikenal sakti, yaitu Kiai Matlab. Keduanya bermain semacam petak umpet. Permainan pun dimulai dengan lebih dulu mencari persembunyian kiai Matlab. Tapi dengan mudah Kiai Muzakki menemukan tempat persembunyian putranya itu,  yang ternyata bersembunyi di mulut kendi.
Selanjutnya giliran Kiai Muzakki yang bersembunyi. Namun, meski susah payah sang anak tidak dapat menemukan persembunyian ayahnya itu, walaupun Kiai Muzakki sudah memanggilnya berulang-ulang. “Kiai Matlab masih saja kebingungan, hingga akhirnya Kiai Muzakki menujukkan persembunyiannya. Dan ternyata beliau berada di daun telinga Kiai Matlab,” kata Ustadz Muhsin.
Asal-Usul
Kiai Muzakki lahir Tamba’ Agung, Sukolilo, Labang. Namun karena sering berkhalwat di desa Sen-asen, beliau lebih sering berada di sana. Bahkan dikisahkan wafat di sana.
Masa kehidupan Kiai Muzakki diperkirakan paruh kedua kurun 1700-an. Hal itu didasarkan pada riwayat perjumpaan antara Kiai Muzakki dan Ke’ Lesap yang pernah menguasai Sumenep di 1749-1750.
“Ceritanya Ke’ Lesap pernah minta kelapa muda kepada Kiai Muzakki. Kemudian Kiai Muzakki meminta sebuah pohon kelapa supaya merunduk. Lantas pohon itu benar-benar merunduk, sehingga  Ke’ Lesap dengan mudah  mengambil kelapa mudanya dan meminum airnya,” kata Muhsin.
Menurut catatan keluarga Bani Batokolong yang disampaikan Ustadz Muhsin, Kiai Muzakki dari jalur ayah disebut sebagai putra Kiai Abdul Azhim Bin Aji Tsalase Bin Aji Martalasana Bin Aji Amberung Bin Syaikh Rabet Sampang Bin Pangeran Kebak Bin Sunan Kulon Bin Sunan Giri Bin Ya'Qub Wali Lanang Bin Ibrohim Maulana Ishaq dari jalur pancer.
Sedangkan dari Ibunya disebut bernama Masdalikah, dari Mesir. Konon, Kiai Abdul Azhim sebelumnya mondok di tanah Arab. Masdalikah itu merupakan putri gurunya.
“Dari pernikahan itu lahirlah Kiai Muzakki ” imbuh Muhsin.tetapi setelah di adakan kroscek data dengan beberapa kitab kuno di sendeng dan tambak agung syekh muzakki adalah 5 bersaudara dari ibu bernama nyai  Mutmainnah binti kiai sulung bin Nyai surolayang bin kiai Ardiwa atau yang di kenal dengan sebutan adipati Ardiba ing Bringin bin pangeran sabe pelle bin syekh rabet Sampang.sedangkan nyai ardiwa binti putro menggolo bin sunan cendana.

Kiai Muzakki 5 bersaudara. yaitu

1. Nyai sekarbungoh
2. Kyai muheri
3. Kyai nawa
4. Kyai MuzakkiBatokolong
5. Kyai tafsir

Kiai Abdul Azhim, ayah Kiai Muzakki dari jalur ibu adalah salah satu putra dari Nyai Selase, Petapan, Labang. Nyai Selase adalah putra Kiai Abdullah dengan Nyai Kumala binti Sunan Cendana, Kwanyar. Sehingga dari silsilah itu Kiai Muzakki memiliki sambungan nasab pada dua tokoh agung Wali Songo; Kangjeng Suhunan Ampel dan Kangjeng Suhunan Giri.
“Kiai Abdullah, ayah Nyai Selase ibu dari kyai muzakki, adalah putra Kiai Khathib Pesapen bin Pangeran Khothib Mantu Madegan. Khothib Mantu adalah putra Sunan Kulon bin Sunan Giri. Sedang Nyai Kumala, ibu Nyai Selase adalah putri Sunan Cendana, cucu Sunan Drajat bin Sunan Ampel dari jalur pancer,” jelas Muhsin.
Kehidupan Dan Kisah Seputar Wafatnya
Seperti yang disebut di muka, Kiai Muzakki dikenal dengan kebiasaannya berkhalwat. Kebiasaan ini dijalani beliau dengan istiqomah.
Meski begitu, di balik keshalihannya dan karomah yang dimiliki, tidak sedikit orang bahkan dari kalangan kiai waktu itu yang menganggapnya sesat. Bahkan lebih dari itu ada yang menilai sang Kiai telah kafir. Tuduhan sesat dan klaim kafir itu konon dikarenakan Kiai Muzakki mempraktekkan kehidupan yang istilahnya mengundang kontroversial, yaitu memiliki lebih dari empat istri. Di mana hal itu dihukum haram menurut ijma madzhab empat.
Mendapat tudingan demikian, seperti yang dikatakan Ustadz Muhsin, kiai Muzakki berujar: “jika saya meninggal, tolong makamkan tepat di bawah pohon besar. Ketika menggali tanah kalian mendapati akar pohon tersebut, maka saya memang sesat. Namun jika tidak mendapati akar, maka saya masih dalam keadaan Islam dan Iman”.
Dan benar, atas izin Allah, ternyata, saat penggalian tanah kuburan itu tidak didapati akar sebagaimana ucapannya.
Ada kejadian aneh juga yang terjadi pada saat janazah Kiai Muzakki berangkat dari desa Sen Asen menuju ke pemakaman Sunan Dalem Kolak, di Sukolilo. Kala itu iring-iringan jenazah berangkat setelah  shalat Ashar.
“Anehnya, jenazah sudah sampai di Sukolilo sebelum Maghrib tiba, dan itu bukan hal yang normal. Menurut cerita, saat itu seakan-akan matahari berhenti dan tidak bergerak sampai janazah tiba di kompleks pemakaman Sunan Dalem Kolak,” cerita ustadz Muhsin.
Konon juga, saat di sepanjang perjalanan terdengar suara Kiai Muzakki di dalam keranda mengucapkan salam pada setiap orang-orang yang kebetulan lewat di area tersebut.

di olah dari sumber https://matamaduranews.com/kisah-kiai-muzakki-batokolong-petapa-berkaromah-tinggi/ dan di edit sesuai kitab kitab kuno.

Monday, January 20, 2020

QOBILAH BANI SYEKH MUZAKKI BATOKOLONG






ANAK CUCU SYEKH MUZAKKI

1.      Kyai Sarsi (Bindereh Ghazali) Makam Seberih Sendeng Dejeh

2.      Kyai Shalihan (Bindereh Qoribullah )/Bujuk Kajuh Rajeh (Tambak Agung, Sukolilo Bangkalan)[1]

1)      Kyai Alwi

3.      Kyai Serukdin Durjen. Mempunyai anak:

1)      Kyai Hobmih / H. Asnawi (masjid temor jelen durjen)

2)      Kyai Sholeh (masjid temor jelen durjen)

3)      Nyai Mai (masjid temor jelen durjen)

4.      Bdr. Ghindah, Kolpoh ba’engas Tamba Agung

5.      Nyai Jelek Tamba agung. Mempunyai anak:

1)      Nyai Senin Tamba Agung

6.      Nyai Arsiman Parombesan

7.      Nyai Atus Brumbung Klampis 

8.      Nyai Si’ah Kwanyar

9.      Nyai Kafiya atau Fiya[2]Taman sari Tokolong. Mempunyai anak:

1)    Nyai Sariwangi

10.  Nyai Jamila (Mila ) Lempong Sanggra Agung

11.  Nyai Tutik Aran Sriyadi

12.  Nyai Jubek aran Nursimah Kwanyar

13.  Bindereh Sohih aran Kiai Taman (Bujuk Sohih Binteng Tlokoh). Berputra:

1)      Kyai Abdurrahman (sambiyan).

2)      Kyai Muhammad Anwar (Konang).

3)      Kyai Arfu’a (Rejosari Malang)

4)      Kyai Luqman.

5)      Kyai Syuaib.

6)      Kyai Muhibbad Karang Anom

7)      Kyai Ramli.

8)      Nyai Shafiyyah

9)      Nyai Labeng Sketheng

10)  Nyai Bajerruk.

11)  Nyai Peseseh

12)  Nyai Pregih Seppo

13)  Nyai Lanthong.

14)  Nyai Shafiyyah (karangbayat, Tanggul, Jember)

15)  Nyai Arifin (Pao Geggem)

16)  Nyai Harmi (Karang Nangkah) 

14.  Bindereh Mi’ad

15.  Kyai Sholihah aran Kiai Bato Kolong Anom[3] (Labeng Agung Sambiyan Konang). Berputra:

1)      Nyai Asmorowati ibunya Bdr. Soliyan (Kyai. Mansur).

2)      Nyai Gandawati Ibunya Bdr. Mukhlis(Birem Sampang)

3)      Nyai Sriwarnati (Manggaran, Birem Sampang)

4)      Nyai Tresnowati(Pamekasan)

5)      Bindereh Ambiya Bumi Ayu Malang

6)      Nyai Srigati

16.  Nyai Karsi

17.  Nyai Muna (Maimuna Bujuk Gelang)

1)      Kyai Rambess

2)      Kyai Sundit

3)      Kyai gembuh

4)      Nyai Nisa (buju Brusa)

18.  Nyai Nursi

19.  Bindereh Mista Sukolilo timur Labang depan kantor kecamatan pinggir pantai

20.  Bindereh Addul. Parseh Banyu ajuh kamal

21.  Kyai Kamil/ Amil ( Keteleng Tanah Mera Bangkalan)

1)      Nyai Sedarwan (Lembenah Sambiayan)[4]

22.  Nyai Ratnasi. Kramat Petapan

23.  Nyai Zainab

24.  Nyai Thoyyib. Berengan Kebun ajih. Sukolilo Temor

25.  Nyai mukjizat/Nyai Alimuddin (Cengkarman,Konang, Bangkalan).

1)      Bindereh Buryani /alim (Cangkarman)

2)      Nyai Nilamsari[5](Cangkarman)

26.  Bindereh Rouf

27.  Bindereh Minhu  (Pakholwatan Sen asen, Konang Bangkalan).

1)      Kiai Robbuna

2)      Kiai Rofina

3)      Kiai Rofidin

4)      Kiai Serinih

28.  Nyai Kamsina. Muarah Klampes

29.  Bindereh Dzurroh /Kyai Abu Dzarrin/Mbah Tanjung (Tlogowaru Malang).

1)     Kyai Layyab (Pakes Terrosan)

2)     Nyai Ketombar (Tlogo Waru Malang)

3)     Nyai Halimah

4)     Nyai Benggung (Sambiyan)

30.  Bindereh Mufidz. Kampong penyantren Banyuajuh Kamal

31.  Nyai Nami

32.  Bindereh Mariyun Aran Berrut

33.  Nyai Ariyah menikah ke maddungan

34.  Bindereh Matlab aran Kyai Mucangan Pucangan Pasuruan

1)      Kyai Abu Ya’la Kebon candi

2)      Kyai Abu  Mursyidin Pucangan

3)      Kyai Bajuddin pucangan

4)      Kyai Dzulqarnain Toblinger

5)      Kyai Mas Abdullah  Dusun Batokolong

35.  Bindereh Anbiya’ Madeggen

36.  Kyai Rahmat (mandung Palean Kokop Bangkalan )

1)      Kyai Abdul Karim (Palean Mandung)

2)      Kyai Ni’mat Buju’ Sareh (Palean Mandung)

3)      Kyai Mursyidin (Palean Mandung)

4)      Kyai Marom

5)      Nyai Basiya

6)      Nyai Serasi

7)      Nyai Ambar

8)      Kyai Cannok

 

37.  Kyai Aksir Bujuk Mangsar [6] makam di Banyu Anyar, Lomair

1)      Kyai Abdul Karim

2)      Kyai hamim Bj. Agung

1.      Kyai Amiruddin

2.      Kyai Muhsin

3.      Kyai Abdul hamid

4.      Kyai Abdullatif

5.      Kyai Abdullah

6.      Nyai Tasbihah

3)      Kyai Sanusi

38.  Nyi Ruwaida Bujuk Kokap (Olor Banywates ,Sampang)

1)      Nyai Ribah

2)      Kyai Tobi

39.  Kyai Sirron (Toroi Terrosan Banyuates Sampang)[7]

1)      Kyai Musa

2)      Kyai Ahmad

3)      Kyai Sahih

4)      Kyai Salamin

5)      Kyai Absar

6)      Kyai Arsiman

7)      Nyai Halimah

8)      Nyai Rabi’ah/Rafi’ah

9)      Nyai Khalifah

40.  Nyai Marisa/Marsi ponok (Terrosan, Banyuates- Sampang).

1)      Bujuk Minggu (Mambuluh Tambelengan)

2)      Kyai Busina

3)      Kyai Karidin (Pakse Terrosan)

4)      Kyai sardine

41.  Kyai  Qoya Abu Qiyam leke (sokobenah, Sampang).

1)      Bdr. Qiyam (wafat muda)

2)      Kyai Ya’qub

3)      Kyai Qohir

4)      Buju’ Parah

5)      Bdr. Hayyan

6)      Bdr. Shibyan

7)      Kyai Aji Syarif

8)      Bdr.  Baqiyan

9)      Kyai Ahmad

10)  Nyai ummu Zarkat

42.  Kyai Janun (Terrosan, Banyuates-Sampang).

43.  Kyai Sholeh lembung Gunung

44.  Kyai Ismail (Labeng Agung Sambiyan Konang).

1)      Bindereh Asraf

2)      Bindereh Rahmat

3)      Bindereh Keok

45.  Kyai Abdul Alim (Mandung Palean Kokop Bangkalan)

1)      Kyai Muslim

2)      Kyai Abdul Adzim (Juk Bati)

3)      Kyai Yunus

4)      Kyai Satta

5)      Nyai Murani

6)      Kyai Abdurrahman

7)      Nyai Kanisa

8)      Kyai Dzikkir

46.  Kyai Anifa (Sen Asen Konang Bangkalan).

47.  Kyai Janiba (Sen Asen Konang Bangkalan).

1)      Kyai Abdul Ghoni

2)      Nyai Anwar Sudimoro

3)      Nyai Tikam Sudimoro

48.  Nyai Intan[8] (Durjen, Bangkalan).

1)      Nyai Maranti[9]

2)      Nyai Asiyah Bujuk Ase

3)      Kyai Ramoyo Buju’ Pandih

4)      Nyai Kimah

5)      Kyai Abdul Qodir Berisek Qolla

6)      Bujuk Kibhe

7)      Buju’ Adri

8)      Kyai Ruksin

9)      Buju’ Elang Rahmadi

10)  Nyai Aminah Jenang

11)  Buju’ Keramat

12)  Nyai Samudin

13)  Nyai Asroh Buju’ Mani’

14)  Nyai Ennik ibunya kyai Abdul jalil Gersik

15)  Nyai Katong Pote /Nyai Burhanuddin Montor

16)  Nyai Jazmiyah

49.  Nyai Muti’ah Bujuk Moddung (Tanjung Bumi, Bangkalan)

50.  Bindereh Mukhtar nyangcangan (Larangan Tanjung Bumi ).

1)      Kyai Zainal (buju’ Tarteh Labeng Agung)

51.  Nyai Bujuk Dughung (Durjen Kokop)

52.  Nyai Sayyid/Arumi[10] (Konang Timur, Bangkalan )

1)      Sayyid Muhammad Tanah Merah (Wafat kecil)

2)      Syarifah Nyai Jalalain (Konang Timur, bangkalan)

3)      Sayyid Qaribullah (Prangas Dampit, Malang)

4)      Syarifah Nyai Slawi (Rejosari Malang)

5)      Sayyid Maulana Yusuf Bindereh Bungsoh (Prangas Dampit Mlg)

53.  Nyai Deningsih (Mano’an,Kokop, Bangkalan)

1)      Nyai Rodhiyeh Tor Kokon

2)      Nyai Bersina belantas Barat

3)      Kyai Isahak Mano’an

4)      Kyai Abdul Malang

5)      Nyai Burani Tlokor Timur

6)      Nyai Kenek Tlokoh Timur

54.  Nyai Khadijah (Budangan, Bumiayu, Malang).[11]

55.  Nyai Sayyidin (Renteng,Malang).

56.  Nyai Ummu Abidin (Batukolong, Sen Asen, Bangkalan).

1)      Bindereh Abidin (Batokolong)

2)      Nyai Asidin (Batokolong)

3)      Nyai Dayyan (Batukolong Senasen)

57.   Nyai abdul karim (Taman Sambiyan )

1)      Nyai Mursyidin (Tamansari, Sambiyen)

2)      Nyai Zulaiha(Tamansari, Sambiyen)

3)      Kyai Yusuf( Mandung, Kokop, Bangkalan)

58.  Kyai Muharram (Plenggiran Tanjung Bumi, Bangkalan). Beliau adalah putra tertua menurut hafalan  dan catatan dari Kyai Muhammad Nur Tlokoh.[12]

1)      Nyai Sarija ( Bere elah Planggiran)

2)      Kyai Muhammad (Bere elah palnggiran)

3)      Syafiuddin (Dhuluk  Mandung)

4)      Kyai Ma’ad (Bere elah Planggiran)

5)      Kyai Toteng / Hasyim (Dupok)

6)      Nyai Salma[13] (Montor)

59.  Kyai Tarsyisy Bujuk Eler[14] (Tambak Eler Banyuawates Sampang) Dimakamkan di Kembang  jeruk Banyuates Sampang. Beliau adalah sosok yang “loman” dan “dermawan’. karena kebiasaan beliau yang membagi bagikan berkat (oleh-oleh dari acara selamatan/kondangan) kepada tetangga yang di lewatinya, sehingga ketika sesampainya di rumah seringkali hanya tinggal bungkusnya saja.[15]

1)      Kyai Tahrir

2)      Kyai Syuaiban (Kembang Jeruk, Banyuates)

3)      Kyai Abdul Alim (Karang Parseh)

4)      Kyai Jawahir (Pekacangan Tambelangan)

5)      Nyai Abdurrahman (Taman Sambiyan)

6)      Nyai Halimah (Jetrah Sumber Tolandung)

7)      Nyai Syuaibah

8)      Nyai Ibu Cening (Durjen Berek)

9)      Nyai Samiti (Toblinger)[16]

10)  Kyai Sardi (Beih Olor)[17]

60.  Nyai Sinar Pangarun (Gunung Jenar Banjarmasin)[18].

61.  Kyai  Loqmar (Purwosari,Pasuruan )

1)      Kyai Robbani

62.  Kyai Khabsi ( Debung, Macajeh Tanjung Bumi).

1)      Kyai Mughonni

2)      Nyai Dewi

3)      Kyai Rohidin

63.  Nyai Bujuk Kanderuh (Tambelengan, Sampang)

1)      Nyai Jerembeng

64.  Nyai Aqrab[19] ( Dengbigih Mor Angsanah mandung Kokop) 

1)      Kyai Muslim

65.  Nyai Maryam/Bujuk Rette[20] (konang Bangkalan)

1)    Nyai Rette (Istri Syarif Bukhori bin Abu Bakar Al Qodri) Bandung

2)    Sayyid Mullah Jebunih

3)      Sayyid Abdul Hamid Buju’ Entel Konang

4)      Sayyid Buju’ Bendeng Konang

5)      nyai Ningsih. Konang 

66.  Nyai Fatimah Bujuk Subin [21] ( Sambiyan,Konang,Bkl )

1)    Kyai Subin

2)    Nyai Syukbah[22]

3)    Kyai Yahya

4)    Nyai Ruwaisan

5)    Nyai latifah

6)    Nyai Ashila

67.  Kyai Jakfar Shodik ( Gelis dejeh )

1)      Abi Uban[23]

68.  Bujuk uwing (Lantek Temor Gelis)

69.  Bujuk Gibeng (Lantek temor Gelis )

70.  Kyai Alfan Bujuk pantok  Cangkarman 

71.  Bujuk Kyai Ghoroh . Pangereman Ketapang Sampang 

72.  Kyai Syuro bujuk Terem[24] (Tamberuh Barat)

1)      Kiai Reduh ( Panjegen Palenggeran)

2)      Kiai Syarifuddin (Bujuk Jengguk Panjegen Palenggeran)

73.  Nyai Ibrohim Bujuk Geledek

1)      Kyai Abu Bakar Jerengan (Sambiyan)

2)      Kyai Subairi (Kobung sambiyan)

3)      Kyai Sultoni (Api Alam Genteng)

4)      Nyai Ismail (Duko sen asen)

5)      Kyai Syueb (kekes)[25]

 



[1] Nama ibunya Nyai Ruqoyyah asli Tamba Agung, beliau dua bersaudar 1 ibu yakni dengan bindereh Ghozali alias kiai Sarsi menurut manuskrip Toroy Terrosan

[2]beliau Adalah Ibu Nyai Sariwangi. yang sebelumnya penulis kira anak bujuk tokolong ternyata setelah cek silang data antara kitab kuno bani Sirron Toroy terrosan, kitab kuno bani sariwangi malang dan kita kiai abdul mukti anjun. beliau anak nyai Fiya atau kafiyah

[3] Beliau menantu kiai labang agung menikah dengan nyai Nawati binti kiai labeng Agung pumya anak 6

[4] Istri Pak Sedarwan bin nyai Syukbah bin Nyai Fatimah buju’ Subin

[5] Istri KHR. Abdurrahman (W.di mekkah) bin R. Abdul Hamid Karang jateh bin R. Ahmad Bu Jembuh bin R. anom Buker bin R. Sutomo bin R. Aryo Wirodiningrat bin R. Jurit Cakraningat IV

[6] Nama beliau menurut kiai Nawawi bin sayuti bin Muhammad hasan basuni bin abdul jalil bin buju Abdul Hamid bin Mangsar Ontab sesuai data turun temurun keluarga adalah ANSHOR bin Bujuk Batokolong, sedangkan menurut kiai Habib Morombuh namanya AKSAR dan menurut kiai Abdul Jabbar Tamba Agung namanya AKSIR

[7] Beliau 6 bersaudara satu ibu, kiai muzakki dengan isrti  nyai Angsanah alias nyai sekar bungoh yakni 1. Nyai Ruidah atau ruwaidah 2. Bindereh sirron 3. Bindereh Qiyam 4. Bindereh Janun 5. Nyi Marsi .6 tidak di ketahui namanya. Wakilah yg nomer 6 kyai surat bujuk terem

[8] Istri kiai Qomaruddin bujuk ranti 

[9] Nyai intan di juluki bujuk Ranti karena anak tertua beliau bernama MARANTI, nyai maranti menikah dengan kiai serang anom dari desa Robatal Sampang lalu setelah menikah di bawa hijrah ke desa LEMBUNG GUNUNG (dekat desa katol) bangkalan punya anak 6. Riwayat H. Masduki Ringin Sari Malang dan Alm KH. Munawar Beji Tanjung Bumi.

[10] Istri Sayyid Muhammad Ali bin Abdullah Syaiban. Dalam kitab Risalah wasail KH. Zarkasyi Abdul Hamid Nama sayyid  Muhammad Tidak Tercatat, dan juga kiai Zarkasyi mencatat Sayyid Zen (Zainal Abidin) sebagai anak tertua sayyid Muhammad Ali yang Sohih beliau adalah saudara Sayyid Muhammad Ali yang di Asuh oleh beliau sejak Kecil. Rabhitah AsSyaibani Al Idrisi Semarang mencatat lengkap anak cucu sayyid Muhammad Ali Syaiban dan sudah di isbath oleh Asyrof Al Hasyimiyyun Turky.dan naqobah asyrof Jordan

[11] Tidak punya keturunan

[12] Jumlah anak berdasarkan hasil Konsensus bani Muharrom

[13] Menikah dengan Raden mas Abdurrahman sloros bin mas Burhanuddin montor bin bujuk kak enko montor

[14] Beliau 2 bersaudara . beliau dan nyai Kafiyah adalah anak bujuk Tokolong dengan Istri Nyai Gembu binti kyai Sobbahul Khoir

[15] Jumlah anak berdasarkan hasil cek silang data dari tiga manuskrip

[16] Berdasarkan manuskrip Toroy, menikah Kyai Dzul Qornain bin Matlab

[17] Berdasarkan catatan bani Sardi Olor

[18] Tidak punya keturunan

[19] Menurut Kyai Zarkasyi, Bidereh Muhammad Nur dan Bindereh Haderi yang masih keturunannya mengatakan jika Bindereh Aqrob bujuk dengbigih adalah santri sekaligus menantu Kyai Muzakki.kiai Aqrob adalah putra bujuk perreng sesuai kita silsilah kiai Munawar Beji tanjung Bumi

[20]Istri sayyid Abdurrahman Al Qodri Bujuk Sleret bin Abu Bakar Al Qodri,

[21] Beliau bersaudara dengan nyai Arumi sama sama anak juk Tokolong dengan Istri dari Lebbheng

[22] Istri kyai Syu’bah alias pak Sanur

[23] Leluhur ibu kyai Siddiq Telekung,

[24] Wakilah beliau adalah salah satu dari 6 saudara bujuk sirron Toroy

[25] Suami nyai Samiyah kekes binti Sobbahul Khoir Bujuk perreng

Tuesday, January 14, 2020

SUNAN KUDUS DAN SILSILAHNYA






Sunan Kudus adalah salah satu penyebar agama Islam di Indonesia yang tergabung dalam walisongo yang lahir sekitar 1500an Masehi. Nama lengkapnya adalah nama Syarif Ja'far Shadiq Al Qodiri Al Hasani. Ia adalah putra dari pasangan Syekh Sabil Sunan Ngudung dengan Nyai Anom Manyuran binti Nyai Ageng Melaka binti Sunan Ampel.  Sunan kudus adalah salah satu anggota walisongo yang menjadi senopati demak bintoro menggantikan ayahnya Syekh sabil sunan Ngudung yang gugur di pertempuran saat melawan Majapahit.

Menurut Habib lutfi bin yahya beliau sunan kudus adalah beliau seorang ahli ekonomi, seorang yang faqih dan muhaddist. menurut habib lutfi beliau dalam bidang hadist adalah  Imam Asqolani nya tanah jawa, sedangkan dalam bidang fikih beliau dalah Ibnu Hajarnya tanah jawa[1].   
Sunan Kudus adalah keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad. Adapun nasab beliau sebagai berikut.
1.       NABI MUHAMMAD S.AW
2.     SAYYIDATINA FATIMAH AZ-ZAHRO  makam di Madinah istri Sayyidina Ali  bin Abi Tolib
3.      SAYYIDINA HASAN AL MUJTABA, makam di Jannatul Baqi’ Madinah
4.      SY. HASAN AL MUSTANNA makam di Jannatul Baqi’ madinah   
5.     SY. ABDULLAH AL KAMIL AL MAHDHI, makam di jannatl Baqi’ Madinah
6.     SY. MUSA AL JUN , makam di Madinah  
7.     SY. ABDULLAH AS STANI , makan di Madinah
8.     SY. DAWUD Amir Mekkah
9.     SY. MUHAMMAD,  
10. SY. YAHYA AZ ZAHID ,
11. SY. ABDULLAH  
12. SY. ABU SHOLEH MUSA JANKI DAUSAT
13. SY. SULTONUL AULIA SYEKH ABDULQODIR AL JILANI. Makan di bagdad
14. SY. SHOLEH
15. SY. ABDUL AZIZ
16. SY. ABDURRAZZAQ
17. SY. ABDUL JABBAR
18. SY. SYUAIB
19. SY. ABDUL QODIR
20.  SY. JUNAID 
21. SY. IBROHIM MAULANA ISHAQ. mempunyai putra
22. SY. KHOLIFAH HUSIN
23. SY. SABIL SUNAN NGUDUNG 
24. JAKFAR SHODIK SUNAN KUDUS[2], Makam di kudus menikah dengan Dewi Ruhil Binti sunan Bonang mempunyai putra :
1)    Raden Amir Hasan
Dengan istri kedua putri Pangeran Pecat Tondo mempuyai putra putri :
2)    Nyai ageng Pembayun
3)    Panembahan Palembang
4)    Panembahan Makaos Onggokusomo (sholeh )
5)    Panembahan Qodi ( Burahanuddin )
6)    Panembahan Karimun
7)    Panembahan Joko
8)    Ratu Pakojo
9)    Ratu Probodinabar ( menikah dengan Pangeran Poncowati)


SUMBER :
1.     Catatan Silsilah Tahun 1678 Milik Tb. Nurafdhil Tirtayasa Banten
2.     Catatan kitab silsilah sendeng milik Bindereh Hannan Al Ihsani Sendeng


[1] Ceramah habib Lutfi bin Yahya saat Haul Sunan Ampel
[2] Catatan Silsilah milik Tb. Nurfadhil Tirtayasan Al bantani